Rima termenung
ketika berdiri tepat di depan gedung kursus komputer Praduga. Ingatannya
kembali melayang ke masa beberapa tahun silam.
"Pokoknya gini aja Di, kalau besok gua dateng ke sini, tepat jam 7 malem berarti gwa terima cinta Lo.. "
Begitu pernyataan Rima ketika Adi sang teman menyatakan cintanya. Sebenernya Rima pun sudah lama memendam rasa itu buat Adi tapi demi romansa dan rasa gengsi, Rima bikin taktik seperti itu untuk menerima cinta Adi.
"Ok Ma.. Ini hal penting dan menentukan buat aku, jika kamu ga dateng aku akan pergi. Aku akan terima beasiswa kuliah di mesir.."
Sabtu itu menjadi sabtu terceria dalam hidup Rima karena setelah Adi menyatakan cintanya, nanti malam dia akan membalasnya. Dan jadilah mereka pasangan kekasih, bayang Rima.
Selepas ashar, Rima bersegera menyiapkan kebutuhan jelang pertemuan bersejarah itu. Kerudung pink, jeans biru, atasan putih berbunga pink dan tas mungil kulit serasi dengan sepatunya.
"Huuh.." Rima melepas nafas. Tak kuasa dia menahan gejolak yang menggebu di dadanya. Perasaan bahagia menyeruak melalui binar matanya. Selepas maghrib Rima sudah rapi dan tampil cantik. Dengan motor kesayangannya dia menyusuri jalan Talaga Bodas menuju Praduga Course jalan Aceh. Dengan tenang Rima berkendara, tiba-tiba dari arah berlawanan datang motor berkecepatan tinggi, Rima berusaha menghindar tapi angkot sebelah kiri menghalanginya dan tak dapat dihindari lagi
BBBBBBRRRRRAAAAAKKKK............................................
Adi bolak balik antara tempat parkir dan lobi kampus.
Air mineral cool dalam genggamannya berembun menyatu dengan keringat. Hatinya gundah menanti kedatangan Rima. Bagi Adi ini adalah keputusan penting dalam hidupnya. Jam 7 sudah lewat tapi Rima belum muncul. 1 jam sudah Adi genapi untuk menunggu tapi Rima tak juga datang. Adi mencoba menelpon Rima tapi tak dijawab.
Dalam keputus-asaannya, melalui telepon genggamnya pesan singkat dia kirimkan;
"Rima.. Terimakasih untuk semuanya. Kamu adalah perempuan terbaik bagiku dimataku. Biarlah itu hanya ada dihatiku saja. Sampai jumpa Rima. Aku pergi..."
Sebuah telepon genggam tergeletak di trotoar, lepas dari pemiliknya.. berbunyi...
bandung, 20 juni 2012
"Pokoknya gini aja Di, kalau besok gua dateng ke sini, tepat jam 7 malem berarti gwa terima cinta Lo.. "
Begitu pernyataan Rima ketika Adi sang teman menyatakan cintanya. Sebenernya Rima pun sudah lama memendam rasa itu buat Adi tapi demi romansa dan rasa gengsi, Rima bikin taktik seperti itu untuk menerima cinta Adi.
"Ok Ma.. Ini hal penting dan menentukan buat aku, jika kamu ga dateng aku akan pergi. Aku akan terima beasiswa kuliah di mesir.."
Sabtu itu menjadi sabtu terceria dalam hidup Rima karena setelah Adi menyatakan cintanya, nanti malam dia akan membalasnya. Dan jadilah mereka pasangan kekasih, bayang Rima.
Selepas ashar, Rima bersegera menyiapkan kebutuhan jelang pertemuan bersejarah itu. Kerudung pink, jeans biru, atasan putih berbunga pink dan tas mungil kulit serasi dengan sepatunya.
"Huuh.." Rima melepas nafas. Tak kuasa dia menahan gejolak yang menggebu di dadanya. Perasaan bahagia menyeruak melalui binar matanya. Selepas maghrib Rima sudah rapi dan tampil cantik. Dengan motor kesayangannya dia menyusuri jalan Talaga Bodas menuju Praduga Course jalan Aceh. Dengan tenang Rima berkendara, tiba-tiba dari arah berlawanan datang motor berkecepatan tinggi, Rima berusaha menghindar tapi angkot sebelah kiri menghalanginya dan tak dapat dihindari lagi
BBBBBBRRRRRAAAAAKKKK............................................
Adi bolak balik antara tempat parkir dan lobi kampus.
Air mineral cool dalam genggamannya berembun menyatu dengan keringat. Hatinya gundah menanti kedatangan Rima. Bagi Adi ini adalah keputusan penting dalam hidupnya. Jam 7 sudah lewat tapi Rima belum muncul. 1 jam sudah Adi genapi untuk menunggu tapi Rima tak juga datang. Adi mencoba menelpon Rima tapi tak dijawab.
Dalam keputus-asaannya, melalui telepon genggamnya pesan singkat dia kirimkan;
"Rima.. Terimakasih untuk semuanya. Kamu adalah perempuan terbaik bagiku dimataku. Biarlah itu hanya ada dihatiku saja. Sampai jumpa Rima. Aku pergi..."
Sebuah telepon genggam tergeletak di trotoar, lepas dari pemiliknya.. berbunyi...
bandung, 20 juni 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar